Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda
segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si
gadis kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om,
sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja.” Bercampur antara
jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. ”Ini
uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah
untuk kamu,” ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil.
Uang itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada
pengemis tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.
Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. ”Kenapa
uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan kepada pengemis?” Dengan
keluguannya si gadis kecil menjawab, ”Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu
saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari
meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang kita tidak
bolah menjadi pengemis.”
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran
yang sangat berharga dari seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah
kehormatan, meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil
kerja keras adalah sebuah kebanggaan.
Si pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan
membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja
dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran berharga hari itu. Tidak
jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima.
Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan
bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan
dengan sungguh-sungguh akan memberi nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan
begitu, setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi sebuah kehormatan yang
pantas kita perjuangan.
No comments:
Post a Comment